Memperingati Hari Olahraga Nasional di SMA N 1 Prambanan

“Walk’s Together and Fell The Solidarity” adalah tema acara yang diselenggarakan oleh OSIS SMA N 1 Prambanan dalam memperingati Hari Olahraga Nasional tahun 2016. Acara ini dilaksanakan pada hari Jumat, 9 September 2016 bertempatkan di lapangan sepak bola dan lapangan upacara SMA N 1 Prambanan.

Kegiatan ini melibatkan seluruh warga SMA N 1 Prambanan. Menurut OSIS SMA N 1 Prambanan kegiatan dengan tema “Walk’s Together and Fell The Solidarity” ini perlu selenggarakan untuk meningkatkan solidaritas dan persatuan antar warga, meningkatkan kecintaan dengan lingkungan sekitar sekolah, dan membantu propram pemerintah untuk mengurangi polusi udara dengan cara jalan sehat. Sasaran kegiatan ini adalah seluruh warga SMA N 1 Prambanan.

Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakandalam memperingati Hari Olahraga Nasional yaitu senam peregangan, jalan sehat, akustikan, dan pembagian doorprize. Kegiatan pertama yang akan dilakukan yakni senam peregangan, senam ini dipimpim oleh seorang instruktur dan diikuti oleh seluruh warga SMA N 1 prambanan.Instruktur sendiri dipilih dari siswa yang memang memiliki kompetensi dalam hal senam. Setelah peregangan dilakukan ada pengarahan dan doa bersamayang dipimpin oleh Bapak Wasi Suharsana, S.Pd. kemudian dilanjutkan dengan jalan sehat.

Seluruh siswa sangat bersemangat mengikuti kegiatan ini. Rasa letih dan panas tak mereka hiraukan, mereka mengakui senang dengan diadakannya kegiatan seperti ini. Para peserta jalan sehat akan mengikuti rute yang telah ditentukan oleh pihak pelaksana. OSIS SMA N 1 Prambanan telah mempersiapkan sebuah hiburan setelah mereka kembali ke sekolah. Para siswa akan mempertunjukkan aksi mereka dalam bermusik yakni sebuah pertunjukan akustik. Sebagai penutup pihak pelaksana kegiatan telah mempersiapkan doorprize yang akan dibagikan bagi mereka yang beruntung.

Setiap kegiatan berlangsung dengan meriah dan lancar. Seluruh warga SMA N 1 Prambanan sangat antusias dalam mengikuti berbagai kegiatan. Jalinan silturahmi, kerukunan, dan kebersamaan inilah yang diharapkan akan memperkuat rasa persatuan dan kesatuan antar siswa SMA N 1 Prambanan khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Maria Imaculata Asri Wulandari Juara I Lomba Pidato Bahasa Indonesia Tingkat SMA/SMK se-Kabupaten Sleman

Maria Imaculata Asri Wulandari, siswa SMA N 1 Prambanan meraih Juara 1 pada Lomba Pidato Bahasa Indonesia se-Sleman yang diadakan oleh Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, UNY pada hari Jumat, tanggal 9 September 2016 di Jalan Colombo No.1 Yogyakarta.

Tema pidato kali ini yaitu “Menumbuhkan Budaya Literasi di Sekolah”. Peserta dari lomba pidato ini sejumlah 20 orang yang mewakili sekolah masing-masing di daerah Sleman. Pada pidatonya, Maria mendeskripsikan perkembangan budaya literasi di Indonesia. Ia mengemukakan bahwa begitu pentingnya budaya literasi disekolah. Karena disekolah merupakan salah satu faktor utama pencetak generasi muda yang berkualitas. Namun untuk mencapai keberhasilan program tersebut terdapat beberapa hal yang menjadi penghambat pengembangan budaya literasi. Dalam pidatonya Maria juga memberikan solusi dari berbagai aspek dalam mengatasi permasalahan tersebut. Diakhir pidatonya, Maria menyerukan gerakan budaya literasi disekolah kepada seluruh audiens, “Bersama pembudayaan literasi di sekolah, generasi Indonesia bisa! tegasnya”

Selain berhasil menyampaikan pidatonya dengan baik dan penuh penghayatan, Maria berhasil mendapatkan poin tertinggi dari juri. Menurutnya, ketika akan berpidato, ia merasa sangat gugup sampai-sampai telapak tangannya terasa dingin, apalagi ketika ia tahu bahwa ia mendapat urutan ke tujuh belas. Namun setelah mulai berpidato ia justru memperlihatkan ketenangan dan keseriusannya dalam menyampaikan materi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Atas keberhasilan tersebut, Maria berhak mendapatkan uang pembinaan, trofi, dan sertifikat.

Maria merasa prestasinya yang sekarang belumlah cukup, dan tidak akan berhenti atau menyerah sampai di sini. Karena baginya “Proses lebih penting dari hasil” dan baginya proses yang ia jalani belumlah selesai. Tips untuk adik-adik kelasnya yang akan mengikuti Lomba Pidato tahun depan adalah, belajar yang giat dan rutin latihan. Bahkan sebelum tidur Maria tetap menghafal naskah pidatonya. Untuk persiapan suara agar tidak serak dan terdengar jelas, ia bercerita suka memakan kencur dan bawang putih. Kalau muncul rasa malas dan jenuh, ia berusaha mengingat alasannya pertama kali berniat ikut lomba pidato ini. Alasan ikut lomba pidato ini, “Saya ingin membanggakan orang tua saya” ujarnya.

Selamat untuk Maria, serta terimakasih sudah mengharumkan nama SMA N 1 Prambanan. Semoga banyak orang yang dapat mengambil manfaat dari isi pidato Maria, dan termotivasi untuk mengambil kesempatan untuk belajar dan menumbuhkembangkan budaya literasi di Indonesia!

MELAWAN PENJAJAH DI ERA GLOBALISASI

   Karya: Nanda Cindy Hendaliani/MIPA 2

        Indonesia bisa mencapai kemerdekaan berkat perjuangan para pahlawan yang telah gugur di medan perang. Perjuangan Pahlawan Indonesia selama beratus–ratus tahun melawan penjajah sangat berjasa bagi bangsa Indonesia. Sudah tujuh puluh satu tahun sudah Bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan. Tapi, apakah kita yakin bahwa bangsa Indonesia benar-benar bebas dari penjajahan?

Selama ini bangsa Indonesia tidak menyadarinya bahwa Indonesia masih dijajah oleh bangsa lain. Bukan negara, bukan tanah air yang mereka jajah, namun hal–hal kecil lain yang tidak begitu diperhatikan . seperti bahasa, budaya, teknologi, makanan, minuman, hingga pakaian yang setiap hari kita kenakan.

Untuk apa perjuangan para pahlawan yang telah memerdekakan Indonesia kalau kita sebagai bangsa Indonesia tidak bisa menjaga negara kita sendiri dari penjajahan–penjajahan produk–produk asing? Kitra sebagai generasi muda harus dapat menjaga apa yang telah diperjuangkan para pahlawan kita dimasa lampau.

Zaman semakin maju, informasi mudah berkembang, generasi muda semakin cerdas. Namun masih belum bisa memilah–milah budaya yang masuk di Indonesia. Bukan dengan berperang atau tidakan yang heroik lainnya, namun kita dapat memulainya melalui hal–hal kecil yang dapat kita lakukan.

Contohnya seperti menggunakan bahasa daerah setempat kita tinggal agar bahasa daerah kita tidak punah. Banyak generasi muda sekarang ini yang malu menggunakan bahasa daerah. Mereka menganggap menggunakan bahasa daerah merupakan hal yang memalukan. Justru lebih memalukan kalau tidak bisa berbahasa daerah namun lancar menggunakan bahasa asing.

Mengkonsumsi lagu–lagu dan film Indonesia. Anak muda zaman sekarang lebih suka mengkonsumsi lagu–lagu dan film dari luar Indonesia karena mereka menganggap lagu dan film dari negara luar lebih berkualitas daripada lagu dan film Indonesia. Itualah tugas dari generasi muda zaman sekarang untuk menciptakan lagu-lagu dan film–film yang dapat dikonsumsi dan disenangi oleh masyarakat Indonesia.

Berpakaian dengan sopan. Selain untuk melindungi tubuh kita dari panas matahari, berpakaian dengan sopan juga dapat meningkatkan derajat kita.

Menggunakan produk–produk Indonesia. Selain untuk mengurangi penjajahan produk negara asing, menggunakan produk Indonesia juga dapat mendambah devisa negara dan memperkenalkan produk Indonesia ke Dunia.

Mengembangkan dan melestarikan makanan dan minuman asli Indonesia. Sebagai kebutuhan pokok kita, makanan juga bida dijajah, contohnya banyak rumah makan cepat saji yang menyediakan makanan dari negara eropa daripada warung makanan yang menjajakan makanan asli Indonesia. Salahsatu faktor yang menyebabkan makanan cepat saji lebih diminati daripada makanan Indonesia adalah penyajiannya yang kurang menarik. Itulah mengapa kita harus mengembangkan makanan–makanan tersebut sehingga dapat menjadi makanan yang diminati oleh masyarakat Indonesia.

Tidak hanya memperjuangkan bahasa, budaya, makanan, dan produk – produk Indonesia, namun kita juga harus memperjuangkan anak–anak Indonesia. Masih banyak anak – anak Indonesia yang belum mendapatkan hak – haknya sebagaimana mestinya. Apabila kita tidak memperjuangkan anak–anak Indonesia, bagaimana generasi penerus kita selanjutnya? Apakah bangsa Indonesia akan diisi dengan anak – anak yang tidak mendapat pendidikan sebagaimana mestinya? Atau anak – anak yang candu akan narkotika dan obat–obatan terlarang? Untuk itu kita harus memperjuangkan anak– anak Indoesia agar mereka mendapat pendidikan yang layak agar anak–anak Indonesia menjadi anak–anak yang cerdas yang dapat memerdekakan Indonesia dari budaya–budaya yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia.

Untuk itu kita sebagai generasi muda penerus bangsa harus menjadi generasi muda yang cerdas untuk melawan penjajahan–penjajahan yang mulai menggerogoti budaya–budaya Indonesia. Tidak harus melawan dengan hal yang menggebrak, namun kita dapat memulainya melalui hal–hal kecil yang dapat kita lakukan sehari–hari.

SISWA SMAN 1 PRAMBANAN MERAIH JUARA III ATLETIK CABANG LARI 100M PUTRA PADA KEJURKAB SLEMAN 2016

Aji Pangestu, siswa SMAN 1 Prambanan kelas XII MIPA 2, berhasil meraih Juara III atletik cabang lari 100m putra pada kejuaraan kabupaten (kejurkab) Sleman 2016. KegiataninidiselenggarakanolehPersatuanAtletikSeluruh Indonesia (PASI) Kabupaten Sleman pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 3 dan 4 September 2016 di Stadion Tridadi Sleman.

Pekan Olahraga Daerah (Porda) DIY XIV akan diselenggarakan tahun depan di Kabupaten Bantul. Demi mempertahankan ambisi trofi juara umum Porda DIY XIV, pengurus PASI Sleman telah menggelar rakercab pada pekan lalu. Sejumlah keputusan penting diputuskan dalam raker tersebut. Salah satu poin penting yang diambil dalam raker tersebut adalah kewajiban dan tugas pengurus PASI Sleman untuk menggelar seleksi atlet untuk Porda DIY XIV tahun 2017 mendatang.

Pengurus PASI Sleman kemudian menggelar ajang Kejurkab Atletik yang diikuti atlet-atlet dari berbagai nomor atletik. Setelah Kejurkab, maka akan terjaring potensi-potensi terbaik di cabang atletik yang akan dipersiapkan terjun di Porda DIY XIV. Atletik merupakan cabang olahraga (cabor) yang memperebutkan medali terbanyak. Paling tidak, ada 40 set medali yang dapat diperebutkan dari cabang ini.

Cabang atletik yang diperlombakan mulai dari tingkat SD sederajat, SLTP sederajat, SLTA sederajat, mahasiswa dan umum. SMAN 1 Prambanan mengirimkan lima atlet untuk mengikuti Kejurkab tersebut dan satu atlet dari guru olahraga mengikuti cabang lompat jauh putra untuk kategori umum, yaitu Bapak Hernawan Setyabudi, S.Pd.Jas. Lima atlet yang mengikuti Kejurkab tersebut adalah :

  1. Ilham Muhammad Ridho kelas XI MIPA 2, cabang lari 800m putra
  2. Rizka Sukma A kelas XI MIPA 1, cabang lari 100m putri
  3. Diaz Nur Arkan kelas XII MIPA 1, cabang lompat jauh putra
  4. Aji Pangestu kelas XII MIPA 2, cabang lari 100m putra
  5. Santika Lintang kelas XII MIPA 2, cabang lompat jauh putri

Aji Pangestu behasil meraih juara III atletik cabang 100m putra. Sedangkan Bapak Hernawan Setyabudi, S.Pd.Jas berhasil meraih juara I cabang lompat jauh putra kategori umum.

Sekolah memberi apresiasi yang setinggi-tingginya. Semoga mereka berdua bisa mewakili kabupaten Sleman untuk mengikuti Porda DIY XIVtahun depan. 

 

Ignatius Arya Jalu Harmadika dan Rosa Virginia Ratih Krisnani Juara Ke-2 Pemilihan Duta Remaja Sehat Tahun 2016

Dalam rangka mendukung kegiatan Hari Kesehatan Nasional di Kabupaten Sleman ke-52 Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mengadakan acara “Kampanye Kesehatan remaja” di SMA N 2 Sleman, Brayut, Pandawaharja, Sleman. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 31 Agustus 2016. Kampanye Gaya Hidup Sehat remaja diikuti 300 peserta terdiri dari unsur terkait, siswa dan guru yang ditunjuk serta sekolah sekitar.

Ignatius Arya Jalu Harmadika dan Rosa Virginia Ratih Krisnani meraih juara ke-2 Orasi Bahasa Jawa Anti Buly dalam pemilihan Duta Remaja Sehat. Rosa dan Arya adalah 2 perserta siswa SMA N 1 Prambanan yang mengikuti kegiatan ini. Keduanya menjadi juara ke-2 putera dan puteri orasi bahasa Jawa. Arya dan Rosa merupakan siswa yang aktif dalam berorganisasi baik di sekolah ataupun di luar sekolah. Pemilihan Duta Remaja Sehat hanya satu dari sekian banyak jadwal kegiatan Kampanye Hidup Sehat Remaja.

Kesehatan reproduksi merupakan bagian penting dari program kesehatan dan merupakan titik pusat pembangunan sumber daya manusia mengingat pengaruhnya mengenai setiap orang yang mencakup banyak aspek kehidupan sejak dalam kandungan sampai kematian. Hasil survey Depkes (1996-1997) terhadap 10.981 pengunjung klinik KB di Yogyakarta, terdapat 19,3 % yang datang dengan kehamilan yang tidak diinginkan dan telah melakukan tindak pengguguran secara disengaja sendiri secara tidak aman. Sekitar 2% diantaranya berada di bawah usia 22 tahun. Faktor ketidaktahuan terhadap informasi mengenai kesehatan reproduksi antara lain mengakibatkan banyak permasalahan yang dihadapi oleh para remaja. Banyak kasus HIV – AIDS, NAPZA, pergaulan bebas, kehamilan tidak diinginkan, dan aborsi seringkali dilakukan oleh remaja baik yang berada di perkotaan maupun pedesaan.

Selama ini KIE yang dilakukan pada remaja sudah cukup sering dan banyak, tapi masih menggunakan metode yang konvensional. KIE yang melibatkan remaja dan dalam rangkaian acara yang menarik diharapkan remaja mempunyai insight untuk mau mengakses informasi tentang gaya hidup sehat remaja, serta mau dan mampu mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. 

Komik Karya Siswa SMA N 1 Prambanan Terpilih dalam Workshop dan Lomba Komik se-DIY

Dinas Kebudayaan DIY bekerja sama dengan Media Komik dan Visual Art “Mulkarya” mengadakan Workshop dan lomba pemeranan komik. “KUKURUYUK#2 Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya!” Adalah tema workshop, lomba dan pemeranaan komik ini. Workshop dan lomba pemeranan komik telah dilaksanakan pada tanggal 3-4 Agustus 2016, bertempat di Omah Petruk Karang Kletak. Acara yang melibatkan 100 remaja usia SMA/SMK se-Daerah Istimewa Yogyakarta ini bertujuan untuk memupuk kreatifitas, kemampuan bertutur dan bercerita lewat bahasa gambar (komik).

Pada perkembangannya, komik bukan hanya sekedar bacaan anak dan dewasa, tetapi juga merupakan produ budaya dan industri yang mecerminkan karakter suatu bangsa. Cerita komik yang dibuat dengan melibatkan karakter-karakter lokal suatu daerah/bangsa seperti kondisi geografis, sejarah dan kultur suatu masyarakat, menkadi pintu masuk untuk mengenal karakter bangsa tersebut. Ada trasfer pengetahuan dalam proses tersebut. Mulkarya dalam acara ini mencoba memberi semangat dan dorongan untuk anak-anak muda yang menyukai komik untuk tampil dan dan bercerita dengan karakter mereka sendiri.

Dhimas Lingga Haryo Pamungkas dan Ilham Muhammad Ridho adalah dua siswa  yang karyanya dimuat dalam buku katalog hasil workshop dan lomba KOMIK se-DIY tahun 2016. Mereka adalah siswa kelas XI MIPA 2 yang mewakili SMA N 1 Prambanan dalam acara tersebut. Hasil karya dari dua siswa ini telah berhasil terpilih dalam 30 karya komik terbaik hasil workshop dan lomba lukis komik. Kemudian siswa dengan karya tebaik yang terpilih untuk dimuat dalam buku katalog akan mendapatkan uang pembinaan.

Kekuatan suatu bangsa ada pada generasi muda saat ini. Semoga setelah mengikuti workshop dan lomba pemeranan komik ini menjadi langkah awal munculnya komik-komik Indonesia yang disukai dan menjadi raja di negeri sendiri.

Beri Warna Sejati Bagi Sang Saka Merah Putih

Karya Nevada Indriawati / X IPS 1

 

                Republik Indonesia terbentang kehidupan dari sabang sampai merauke. Beribu-ribu pulau yang tersebar namun bersatu, menghiasi layaknya kelopak bunga mawar bermekaran dalam satu tangkai yang kuat dengan duri sebagai perisai tanda ketanguhan dan kejayaan bangsa. Jangan hiraukan usikan penjajah,tetap bersatu dan lawan tanpa gemetar dalam jiwa, selalu cermati dan patuhi kehendak Tuhan Yang Maha Esa adalah kunci pertahanan.

               Nusantara adalah negara berkembang yang akan selalu berkembang hingga menemukan kemajuan yang sesungguhnya. Segala limpahan anugrah dari Sang Maha Kuasa yang meracik negeri ini menjadi alam yang sempurna. Bentangan pegunungan,hutan ,lautan dan angkasa menjadi kekayaan yang nyata dan tersyukuri. Segala jenis kehidupan pernah terjadi dan menanam sejarah yang sangat besar akan tanah kaya ini.

               Bangsa Indonesia, bangsa tak terpecahkan “BHINNEKA TUNGGAL IKA” berbeda-beda tetapi tetap satu,walau beragam perbedaan didalamnya, bahkan menjadi pemersatu sejak para terdahulu masih hidup dalam ketidakpastian ditangan penjajah. Bukan rahasia tetapi memang ini fakta, tuntunan jalan dari Tuhan untuk kekuatan yang tidak terelakkan dengan kuatnya jemari yang mengakar untuk menopang derasnya dentuman dan butiran darah pejuang waktu itu.

               Tertulis berjuta kisah abadi yang terukir sejak darah anak manusia dengan jati diri Indonesia lahir mengupas kisah pertama dengan awal kehidupan yang berpangku pada kesederhaan dan tradisi yang kental. Berdiri kerajaan dengan kuasa raja belum bisa ciptakan kesatuan. Terjatuh butiran darah hasil perselisihan kerajaan yang beropini berbeda untuk menguasai tanah air.

               Masa yang terus berlalu belum memberi kecerahan bagi Indonesia. Pribumi yang tanguh tanpa bekal dipundak bekerja keras dan bersatu untuk kemajuan bangsa. Segala komponen masih memaksimalkan kekayaan alam yang luas dan terjaga. Hidup atau mati adalah rahasia Tuhan, selama kita masih percaya dan berusaha pasti tidak ada yang mustahil.

              Tekad yang terus membara, tidak mudah dipadamkan. Membuat tiada celah tersisa bagi para perusak dan penghianat yang berdalang dibalik topeng polos tanpa kenal akhlak dan pikiran baik setelah berkuasa. Tetapi yang sebenarnya terjadi adalah manusia asing datang untuk menguji Indonesia dengan berkendara kapal yang menerjang dan mengores lautan, berlagak seperti pengagum yang menjanjikan kekayaan dari mulut seorang pecundang.

              Mereka datang untuk berbagi ilmu dan ajaran agama, dengan tujuan utama berdagang dan mencari rempah-rempah nusantara yang telah lama dikagumi. Segala cara dilakukan untuk mencapai tujuan utama. Jauh dari dugaan, dibalik semua itu pikiran mereka telah tergerak karna penglihatan yang senyatanya akan memperkaya  diri sekaligus menjatuhkan kita.

              Sejak saat itulah Indonesia sedikit demi sedikit terperangkap. Bukan waktu yang singkat tanah air terinjak dan tercabuk sebagai pelayan yang terus dihabisi tanpa kenal belas kasihan. Nurani mereka sudah tidak terkendali, sangat kejam dan memprihatinkan. Tidak sebodoh itu, pribumi segera sadar dari bius penjajah. Segala lapisan rakyat hingga pemimpin turun tangan melawan dan memusnahkan mereka para parasit untuk segera meninggalkan Indonesia.

             Tak henti-hentinya nusantara terbasuh oleh darah para pahlawan bangsa yang berjuang tanpa pamrih. Sabang sampai merauke adalah harta dan kesatuan bangsa Indonesia yang harus tetap utuh, jiwa pribumi tidak akan melemah oleh karna goresan dan tembakan serdadu mereka. Dengan semangat tinggi sangatlah mudah menyingkirkan mereka.

             Indonesia adalah bangsa yang hebat dan berdaulat, hingga puluhan taun lamanya, pribumi rindu dengan Indonesia yang aman dan sejahtera. Kerinduan itu segera terhapuskan setelah Tuhan mendengar dan melihat bahwa Indonesia bukanlah bangsa yang lemah dan pantang menyerah. Semua itu bukanlah sebuah kado para penjajah, seluruh mahluk hidup telah menjadi saksi kebenaran yang sesungguhnya. “MERDEKA!” seruan itu adalah bukti nyata kuasa Tuhan dan bayaran atas apa yang sudah diperjuangkan mati-matian.

              Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia tepat di hari Jumat, 17 Agustus 1945 pukul 10.00,bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik.. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

            Hingga saat ini 17 Agustus adalah hari sejarah terbesar di Indonesia yang tidak bisa diragukan lagi. Di tahun 2016  saat ini Indonesia telah berumur 71 tahun, sudah cukup tua dalam tingkatan manusia. Lalu jika Indonesia diumpamakan sebagai seorang manusia, apakah yang akan kita perbuat?

          Seperti layaknya manusia yang sudah tua, tidak mudah untuk menjalani hidup seperti ketika masih muda. Sadarlah bahwa hingga diumur ke 71 tahun ini tanah air tercinta belum sukses. Indonesia masih terombang-ambing dalam persaingan dunia.

            Maka dari itu ayo, bangkit! Tunjukan bahwa Indonesia adalah negara yang benar-benar sudah Merdeka. Terus semangat! Junjung nilai Pancasila sebagai pijakan kita untuk melangkah. Sang Saka Merah Putih butuh warna nyata, warna merah darah yang berani dan gemilang serta warna putih tulang yang kuat dan suci untuk hidup, jangan sia-siakan waktumu, buktikan bahwa perjuangan para pahlawan yang luar biasa akan kita teruskan bersama! Jangan cepat puas dengan apa yang sudah kita raih bersama, tetap syukuri dan terus bekerja keras. Ayo Kerja Nyata!

Musyawarah Ambalan Gerakan Pramuka SMA N 1 Prambanan

Minggu, 21 Agustus 2016 Pramuka SMAN 1 Prambanan Sleman mengadakan Musyawarah Ambalan. Musyawarah ambalan (MUSYAM) adalah suatu forum atau tempat pertemuan bagi Pramuka Penegak warga ambalan sebagai wahana permusyawaratan untuk menampung aspirasi Pramuka Penegak warga ambalan ditingkat gugusdepan.

Musyawarah Ambalan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dalam memberikan dan menanamkan nilai kebersamaan, rasa memiliki, kedisiplinan dan permusyawaratan suatu ambalan. Di sisi lain, Musyawarah merupakan suatu forum tertinggi dalam menetapkan suatu kebijakan dan keputusan oleh suatu Ambalan. Musyawarah Ambalan ini dilaksanakan 1 ( satu ) tahun sekali sesuai dengan masa baktinya.

Maksud dan tujuan diadakannya kegiatan tersebut antara lain; melaksanakan program kerjaDewanAmbalanperiode 2015/2016, melaporkan hasil kegiatan kepramukaan dalam satu tahun masa jabatan Dewan Ambalan periode 2015/2016, pemilihan pengurus Ambalan untuk masa bakti yang akan datang, serta membuat program kerja baru untuk satu tahun kedepan.

Musyawarah Ambalan yang bertempatkan di SMAN 1 Prambanan Sleman diikuti oleh Pinsa dan Wapinsa kelas XI SMAN 1 Prambanan sebagai Peserta Sidang dengan jumlah 16 orang, Dewan Ambalan dengan jumlah 15 orang, Pembina Penegak sebagai Penasehat Sidang dengan Jumlah 3 orang, Utusan dari Dewan Kerja Ranting Prambanan sebagai Penasehat Sidang, Perwakilan dari Gugus Depan lain sebagai Peninjau Sidang.

Musyawarah Ambalan ini perlu dan harus diadakan di SMAN 1 Prambanan Sleman guna memilih dan membentuk kepengurusan Dewan Ambalan pada masa yang akan datang.

Peringatan HUT Ke- 71 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2016 di SMAN 1 Prambanan

Dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke- 71 tahun 2016, SMAN 1 Prambanan melaksanakan upacara bendera pada hari Rabu, 17 Agustus 2016 di halaman upacara. Seperti biasanya dalam puncak pelaksanaan upacara, pengibaran Bendera Merah Putih menjadi momen sakral yang mampu membangkitkan rasa nasionalisme. Petugas upacara yang ditunjuk adalah dari OSIS dengan pembina upacara Drs. Abdul Kasri. Beliau membacakan pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Beberapa hal penting dari isi pidato tersebut antara lain : Pertama, peran penting orang tua dan guru dalam membekali anak-anak Indonesia dengan pendidikan karakter agar bisa beradaptasi pada lingkungan global yang dinamis dan beragam dengan cara menumbuhkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara sekolah, masyarakat dan keluarga. Kedua, pemerintah memastikan bahwa setiap anak Indonesia, tanpa ada diskriminasi, mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Semua anak dan siswa dari keluarga kurang mampu mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) agar dapat melanjutkan pendidikannya paling sedikit 12 tahun. Negara juga sedang memperluas ketersediaan layanan pendidikan di daerah-daerah tertinggal, terluar, dan terdepan dengan membangun sekolah garis depan. Ketiga, pemerintah memastikan bahwa lulusan sekolah memiliki keterampilan yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja serta bisa memenangkan persaingan regional dan global. Karena itu Nawacita mengamanatkan pentingnya pengembangan pendidikan vokasi yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang merevitalisasi pendidikan vokasi dengan melibatkan peran serta pemerintah daerah dan industri.

Setelah selesai membacakan pidato Mendikbud, pembina upacara membacakan puisi “Tentang Kemerdekaan” karya Toto Sudarto Bachtiar. Upacara ditutup dengan menyanyikan lagu wajib nasional “Hari Merdeka”, dilanjutkan dengan lagu “Mars Vigara”, “Hymne Vigara”, dan pembacaan doa. Upacara berlangsung dengan tertib dari awal hingga berakhirnya acara. 

Dua Siswi SMAN 1 Prambanan Menjadi Pasukan Pengibar Duplikat Bendera Pusaka Tingkat Kabupaten Sleman Tahun 2016

Lathifah Yuli Kurniasih dan Nabilla Risqi Fatimah adalah dua siswi kebanggaan SMAN 1 Prambanan yang menjadi Pasukan Pengibar Duplikat Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat kabupaten Sleman tahun 2016. Pemilihan dan Pelatihan Paskibraka pelajar SLTA (SMA/SMK/MA) ini perlu menempuh beberapa tahap yang harus dilewati. Seleksi yang dilakukan cukup ketat mengingat pentingnya tugas yang akan dilaksanakan.

Dalam rangka persiapan pembentukan Pasukan Pengibar Duplikat Bendera Pusaka (Paskibraka) pada Upacara Detik-Detik Proklamasi dan Aubade sebagai puncak acara Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-71 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga menyelenggarakan Pemilihan dan Pelatihan Paskibraka pelajar SLTA (SMA/SMK/MA) melalui 2 (dua) tahapan kegiatan. Tahap pertama Pemilihan Calon Paskibraka. Tahap ini meliputi Pemilihan Calon Paskibraka Tingkat Wilayah (Sleman Barat; Sleman Tengah; dan Sleman Timur) dan tahap Pemilihan Paskibraka Tingkat Kabupaten. Tahap kedua adalah Pelatihan Paskibraka Tingkat Kabupaten.

Tahap pertama Pemilihan Calon Paskibraka Tingkat Wilayah dilaksanakan dari tanggal 10 – 25 Februari 2016 bertempat di sekolah-sekolah yang sudah ditunjuk. Untuk Wilayah Sleman Tengah bertempat di SMAN 2 Ngaglik pada tanggal 10 – 12 Februari 2016. Untuk Wilayah Sleman Timur bertempat di SMKN 1 Depok pada tanggal 16 – 18 Februari 2016. Dan untuk Wilayah Sleman Barat bertempat di SMKN 1 Seyegan pada tanggal 23 – 25 Februari 2016.

Tahap kedua Pemilihan Calon Paskibraka Tingkat Kabupaten hanya diikuti oleh peserta yang lolos Pemilihan Tingkat Wilayah. Tahap kedua ini dilaksanakan pada tanggal 14 – 16 Maret 2016 bertempat di Ruang Unit I Pemda Sleman dan Dinas Dikpora Kabupaten Sleman.

SMAN 1 Prambanan ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dengan mengirimkan siswa siswi terbaiknya menjadi peserta kegiatan dimaksud. Dua siswi terbaik dari SMAN 1 Prambanan berhasil lolos sebagai peserta Paskibraka Tingkat Kabupaten Sleman. Mereka adalah Lathifah Yuli Kurniasih kelas XII MIPA 3 dan Nabilla Risqi Fatimah kelas XI IPS 2. Untuk itu mereka harus mengikuti pelaksanaan pelatihan fisik dan mulai masuk karantina pada tanggal 4 – 20 Agustus 2016 yang bertempat di Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Yogyakarta di Sleman.

Sekolah memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya. Semoga mereka yang terpilih sebagai peserta Paskibraka Tingkat Kabupaten Sleman tahun 2016 ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi adik-adik kelasnya.