“
Karya : XI MIPA 3
Secara resmi tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu. Hal ini diresmikan Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959, menetapkan bahwa tanggal 22 Desember Hari Ibu mulai dirayakan secara nasional hingga saat ini.
Pada awalnya peringatan Hari Ibu adalah untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Misi itulah yang tercermin menjadi semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama.
Kalau kita melihat sejarah betapa heroiknya kaum perempuan (kaum Ibu) pada saat itu dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, apakah sepadan dengan peringatan Hari Ibu saat ini yang hanya ditunjukkan dengan peran perempuan dalam ranah domestik. Misalnya dalam sebuah keluarga pada tanggal tersebut seorang ayah dan anak-anaknya berganti melakukan tindakan domestik seperti masak, mencuci, belanja, bersih-bersih, dan kemudian memberikan hadiah-hadiah untuk sang ibu.
Peringatan Hari Ibu di Indonesia saat ini lebih kepada ungkapan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu, memuji sifat keibuan para ibu. Berbagai kegiatan pada peringatan itu merupakan kado istimewa, penyuntingan bunga, pesta kejutan bagi para ibu, aneka lomba masak dan berkebaya, atau membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari.
Ibu, sampai kapanpun akan menjadi sosok yang paling kita hormati dan banggakan serta wajib kita sayangi, karena dari ibu-lah kehidupan kita berawal. Sejak ibu mengandung kita selama Sembilan bulan, dan kemudian ia mempertaruhkan nyawanya ketika membesarkan dan mengutamakan kebaikan untuk kehidupan kita anaknya.
Ia adalah satu-satunya sosok wanita yang mungkin rela memberikan apa saja untuk anaknya. Maka dari itu, tidaklah terlalu berlebihan rasanya jika kita mencurahkan seluruh tenaga kita semampu yang kita bisa terbalaskan, namun setidaknya lakukanlah sesuatu untuk sekedar membahagiakan dan menjadikannya wanita tersempurna sebagaimana layaknya.
Dalam agama islam, kedudukan seorang ibu sangatlah dimuliakan. Bahkan diumpamakan bahwa surganya seorang anak itu ada dibawah telapak kaki ibu. Oleh karena itu, diwajibkan pada seorang anak untuk dapat berbakti kepada kedua orang tuanya terlebih lagi kepada ibu kandungya. Ibu selalu memberi dan berbuat untuk anaknya, rela korbankan apa saja demi anaknya, dan tak pernah lupa memberi nasihat demi kebaikan anaknya, itulah wujud kasih sayang ibu.
Bukan setumpuk emas yang kau harapkan dalam kesuksesanku
Bukan gulungan uang yang kau minta dalam keberhasilanku
Bukan juga sebatang perunggu dalam kemenanganku
Tapi, keinginan hatimu membahagiakanku
Mungkin kita tidak menyadari apa yang sudah beliau perjuangkan untuk melahirkan kita. Memang pada saat itu situasinya agak berbeda dibandingkan segala penderitaan beliau dalam mengandung kita walaupun seringkali si anak selalu melakukan aktivitas, seperti menendang menendang perut beliau sambil menahan rasa sakit akibat ulah kita.
Lebih dari itu, ibu juga merasakan seluruh beban saat mengandung kita saat masih didalam perut. Beban yang dirasakan pada saat ibu sedang beraktivitas dalam berbagai hal seperti bekerja, memasak, dan sebagainya meski harus menahan beban dan rasa sakit saat mengandung kita pada saat itu. Seharusnya dengan itu semua kita dapat menyayangi ibu membasuh kedua kakinya dengan air sebagai pengabdian seorang anak yang tak pernah tergantikan oleh apapun.
Seringkali kita tidak pernah membayangkannya, seperti kegelisahan seorang ibu yang pada saat itu sedang mengandung kita sebelum akhirnya kita dilahirkan dari rahimnya. Dengan sekuat tenaga beliau menahan semua penderitaan serta beban yang ditanggung demi seorang anak yang sedang dikandungnya dalam aktivitas apapun. Namun kegelisahan seorang ibu itu merupakan hal yang sangat berat, karena pada saat melahirkan ibu sangat cemas dengan keadaan anaknya sebelum akhirnya anak itu dapat dilahirkan sampai-sampai beliau tidak mencemaskan keadaannya sendiri.
Ibu hanya mengutamakan keselamatan anaknya daripada mencemaskan keadaanya tersebut. Sungguh, kecemasan ataupun segala kegelisahan yang pernah dialami ibu kita itu sangat besar dan beresiko terhadap keadaannya pada saat itu. Ibu kita tidak peduli walau beliau harus mati hanya untuk menolong seorang anak yang dilahirkannya daripada anaknya yang harus mati akibat nyawa anaknya tidak tertolong.
Maka dari itu mengapa harus adanya peringatan hari ibu, karena hari ibu merupakan suatu pengabdian, suatu perjuangan, dan suatu pengorbanan seorang ibu yang melahirkan, yang memberi ASI, yang membesarkan kita selama ini. Bukan itu saja hari dimana seorang ibu menjadi pahlawan bagi hidup kita dan menjadi pelopor utama dalam hidup kita setelah ayah. Karena kalau bukan jasa beliau mungkin kita tidak dapat merasakan seperti sekarang ini, yang dapat menjejaki kaki kita ke dunia ini tanpa perjuangan seorang ibu yang melahirkan kita.
IBU, tiada kata yang lebih indah dari kata “ibu”, mengucap, mendengar dan menulis kata ibu, selalu terasa damai. Karena ibu adalah malaikat tanpa sayap, ibu pahlawan tanpa tanda jasa, dan ibu pemberi tanpa pamrih. Sebesar apapun seorang anak berusaha membalas jasa ibunya tidak akan pernah mampu menandingi kasih sayang dan pengorbanan ibu untuk anak-anaknya.