Asti Mempersembahkan Perak untuk SMAN 1 Prambanan
“
Hall Youth Center, Cebongan Mlati Sleman, Kamis (5/4) pagi itu sangat meriah. Hall dipenuhi oleh atlet pencak silat tingkat SMA se-kabupaten Sleman. Hari itu akan dilangsungkan pertandingan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (OOSN) cabang olahraga pencak silat tingkat SMA.
Pada cabang ini, SMAN 1 Prambanan mengirim dua wakilnya, yaitu Razan kelas X MIPA 3 dan Larasati kelas X MIPA 4. Razan akan bertanding pada pencak silat putra kelas F (59-63kg), sedangkan Asti bertanding pada pencak silat putri kelas C (47-51kg).
“Pertandingan kemaren adalah pertandingan yang melelahkan bagi Razan dan Asti. Sebab sejak akhir Maret sampai awal April kemaren, mereka baru saja menjalani jadwal pertandingan yang panjang dan cukup padat. Meskipun begitu, mereka mempunyai masa recovery yang sangat baik sehingga bisa tampil maksimal dalam seleksi OOSN kabupaten Sleman tahun ini. “, ungkap Pak Aljabar selaku pembimbing ekstrakulikuler Jet Kun Do di SMAN 1 Prambanan.
Jet Kun Do adalah salah satu seni beladiri yang diciptakan oleh Bruce Lee. Bruce Lee memadukan seni bela diri dari Kunfu, Wushu, dan beberapa jenia beladiri lain menjadi gerakan sederhana. Dalam Jek Kun Do diajarkan bahwa pertahanan terbaik adalah serangan paling gencar. Jet Kun Do adalah salah satu esktrakulikuler di SMAN 1 Prambanan yang melahirkan atlet-atlet muda berprestasi. Dalam dunia olahraga di Indonesia, Jet Kun Do masuk dalam cabang olahraga pencak silat.
Pada OOSN tingkat kabupaten Sleman pagi itu, Razan mendapat kesempatan membuka pertandingan babak penyisihan. Sayangnya, Razan dipaksa untuk menyerah atas point 2-0 dengan lawannya. Larasati Indah Swati atau yang akrab dipanggil Asti, pada kelasnya berhasil melalui dua laga sengit dan keluar sebagai pemenang sehingga Dia berhasil masuk babak final.
Lawan yang harus dihadapi Asti di babak final cukup berat. Dia adalah juara bertahan OOSN yang mewakili Kabupaten Sleman ke tingkat propinsi tahun lalu. Namun kondisi ini tidak menyiutkan nyali Asti.
Babak pertama berjalan sangat sengit. Walaupun kalah postur badan, namun Asti mampu mengimbangi serangan lawannya. Saat memasuki babak kedua, stamina Asti mulai terkuras. Pada babak ini juga terjadi sebuah insiden yang menyebabkan Asti cedera dan harus mendapat pertolongan team medis di tepi lapangan.
Akibat cidera tersebut, team official memutuskan tidak melanjutkan pertandingan. Perjuangan Asti tidak sia-sia karena dia berhasil mengharumkan nama SMAN 1 Prambanan dengan membawa pulang mendali perak.
Dalam pertandingan kalah menang adalah hal yang biasa, namun sportifitaslah yang paling utama. Semangat untuk terus menjadi lebih baik harus dipupuk. Setiap pertandingan adalah ajang untuk belajar dan mengukur kemampuan diri. Semoga Asti dan Razan bisa terus menorehkan prestasi-prestasi berikutnya dan juga diikuti oleh teman-temannya. Vigara Jaya!!!!!