UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN DI SMA N 1 PRAMBANAN 2017/2018

SMA Negeri 1 Prambanan mengadakan upacara peringatan Hari Pahlawan, Jumat (10/11). Peserta upacara yaitu seluruh peserta didik kelas X, XI, XII, guru dan karyawan. Tujuan peringatan ini adalah bentuk penghormatan atas jasa dan perjuangan pahlawan dan pejuang; membangun ingatan kolektif untuk menggerakkan kesadaran berbangsa dan bernegara yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari; memperkokoh nilai kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial; dan meningkatkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.

Peringatan hari pahlawan didasarkan pada peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya yang merupakan pertempuran besar`setelah Indonesia merdeka antara tentara Indonesia dengan pasukan Inggris, yang menelan korban jiwa yang cukup besar. Pertempuran tersebut telah mengakibatkan sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban, 150.000 orang terpaksa meninggalkan kota Surabaya, 1600 prajurit Inggris tewas, hilang dan luka-luka serta puluhan alat perang rusak dan hancur. Sebuah peristiwa yang memperlihatkan betapa segenap rakyat Indonesia dari berbagai ras, suku, agama, budaya melebur menjadi satu untuk mempertahankan Indonesia. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban serta semangat yang membara ditunjukkan oleh rakyat Surabaya. Pesan dari Bung Karno yang dibacakan petugas upacara yaitu bahwa “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya”. Pesan singkat ini memiliki makna yang mendalam, tanpa pengorbanan dan perjuangan yang gigih tidak ada gagasan yang besar untuk mendirikan dan mempertahankan negara Indonesia, sehingga diharapkan kita dapat mengapresiasi jasa dan pengorbanan pahlawan juga pejuang.

Kemerdekaan yang telah diraih saat ini dapat terus kita nikmati karena pahlawan dan pejuang. Siapakah yang dapat disebut sebagai pahlawan? Menurut KBBI pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Bapak H. Darwito, S.Pd selaku pembina upacara menyampaikan bahwa pahlawan di masa lalu adalah orang yang rela memperjuangkan, menyerahkan nyawa, berani membela kebenaran demi NKRI. Berbeda dengan dulu, beliau juga mengartikan bahwa saat ini orang dapat dikatakan sebagai pahlawan jika menjadi orang yang memiliki kerelaan, keberanian membela kebenaran, dan dapat bermanfaat. “Saat ini siapapun dapat menjadi pahlawan tanpa membawa senjata, seseorang yang mau menolong, peduli lingkungan, berkeinginan membela dan memajukan sekolah, orang yang berprestasi membawa nama baik sekolah juga dapat dikatakan pahlawan”, tutur beliau.

Walaupun panas terik matahari pagi, seluruh peserta didik masih dalam barisan upacara. Semangat membara dirasakan juga ketika peserta didik menunggu detik-detik diumumkannya hasil kejuaraan lomba Bulan Bahasa. Semua bapak ibu guru dan juri mengapresiasi seluruh peserta didik yang memang dalam kenyataan semua terlibat lomba Bulan Bahasa. Namun ada pilihan terbaik dalam lomba dan hasil kejuaraan sebagai berikut.

  1. BAHASA INDONESIA
  1. Lomba Pidato

Juara

Kelas

Nama

Total Nilai

1

XII IPA 3

Herlinda

652

2

X IPA 2

Shindy

647

3

XII IPS 3

Ganggas

630

  1. Juara Membaca Puisi

Juara

Kelas

Nama

Total Nilai

1

XI IPS 2

Sheyla

684

2

XI IPA 4

Aura

674

3

XI IPA 1

Hermene

662

  1. Juara Membaca Cerpen

Juara

Kelas

Nama

Total Nilai

1

XI IPA 4

Refinda

735

2

XI IPS 1

Bernadin

732

3

XI IPA 3

Ajeng

721

  1. Juara Cipta Puisi

Juara

Kelas

Nama

Total Nilai

1

X11 IPS 2

Devi Agustin

676

2

XI IPS 2

Fadhila Senja

664

3

XII IPS 1

Nadila Krisma

662

  1. Juara Cipta Cerpen

Juara

Kelas

Nama

Judul

Total

1

X IPS 2

Salsabila Eka Amalia

Hidup di Kota Metropolitan

857

2

X1I

Aprilia

Seberkas Cahaya Illahi

856

3

XII

Intan

Senja di Tanah Pertiwi

849

  1. Lomba Mading

Juara

Kelas

Judul

Total Nilai

1

XII A1

Berbahasa untuk Indonesia

910

2

X11 S2

Kran Sosial Dua

810

3

X1 S1

GENERAL

795

 

      2. BAHASA INGGRIS

  1. LOMBA VIGARA SONG

Juara

Kelas

Total Nilai

1

XI S2

256

2

X S2

254

3

XI A4

253

  1. VIGARA WALL MAGAZINE

Juara

Kelas

Total Nilai

1

XI MIPA 4

1216

2

X MIPA 2

1167

3

X11 MIPA 1

1157

  1. STORY TELLING

Juara

Kelas

Nama

Total Nilai

1

XII IPS 1

Maria Imaculata

748

2

X1 IPS 1

Valentina Monica S.P

743

3

XI MIPA 4

Alfira Fanny Kuswandari

740

 

      3. BAHASA JAWA

  1. Nyerat geguritan

Juara

Kelas

Nama

Judul

1

XI IPA 3

Latifah Eksa

“Sekolahku”

2

X IPS 3

Latifah Febriani

“Elingo”

3

XI IPS 2

Nia Aprilia

“Pong-PongBolong lan Internet”

  1. Nyerat Cerkak

Juara

Kelas

Nama

Judul

1

XII AI

Luari Giri Pramelini

“Rawaten Alasku”

2

XI S2

May Dwi Rahayu

“Basa Jawa lan Basa Inggris”

3

XI A1

Deny Dwi Saputra

“Wong Jawa Ilang Jawane”

 

  1. Maos Cerkak

Juara

Kelas

Nama

1

XI IPS1

Wihelmina Twozy

2

XII IPA 4

Novikasari

3

XII IPS 3

Anugrah Lintang Pratista

  1. Maos Geguritan

Juara

Kelas

Nama

1

XII S3

Cholidatun

2

XI S2

Nadya Athifa Widyaningrum

3

XII A1

 

 

Selamat bagi juara, semoga semua peserta didik SMA N 1 Prambanan dapat mengisi perjuangan dan menjadi pahlawan bagi diri sendiri, masyarakat, sekolah dan negara.

Perbedaan Menguatkan Dalam Pelayanan

            SMAN 1 Prambanan Sleman memiliki lebih dari 6 organisasi yang berperan aktif dan eksis hingga saat ini. Dua diantaranya organisasi keagamaan yaitu Rohani Kristen (Rokris) dan Serikat Katholik (Serkat) yang belum lama ini saling bekerjasama membangun dan melaksanakan kegiatan kristiani.

            Kerjasama antara Rokris dan Serkat bukan semata-mata kehendak para siswa yang tidak mau membangun pisah kedua organisasi tersebut. Namun, kedua guru pembimbing yakni Bapak Drs. Muryono sebagai pembimbing Rokris dan Ibu Bernadeta Rinda Kusumawati sebagai pembimbing Serkat menyetujui bahwa menggabungkan Rokris dan Serkat dalam agenda kegiatan keagamaan kristiani.

            Selain memiliki tujuan yang sama yaitu mengakrabkan siswa kristiani dan membangun relasi positif dalam bidang agama, kedua organisasi ini mampu saling menyesuaikan dan mengimbangi dalam hal tata ibadah yang berbeda. Tidak lagi menjadi kendala hingga saat ini keduanya justru semakin kuat dan tidak ada masalah yang timbul akibat penggabungan Rokris dan Serkat.

            Kerjasama perdana antar keduanya dimulai sejak perayaan Paskah tahun 2017 yang diketuai oleh wakil Rokris Nevada Indriawati. Sejak saat itu dukungan dari sekolah juga tersalurkan dengan baik dan respon positif.

            Antusias panitia untuk tetap mengeksiskan organisasi yang terbilang minoritas ini terbukti dalam pencapaian mereka mencari usaha dana mulai dari berjualan di sekolah, di gereja dan mengisi pujian pada ibadah minggu. Segala usaha dimulai dari sebelum matahari terbit hingga larut, demi mematangkan persiapan retreat. Secara khusus Ibu Rian membimbing tim koor dadakan sebagai program usaha dana dengan membawakan 2 pujian di Gereja Maguwoharjo.

            Program kegiatan kedua Rokris dan Serkat mengadakan regenerasi yang dikemas dalam Retreat Rekoleksi yang berjalan selama dua hari satu malam pada Sabtu (04/11) dan Minggu (05/11) di Hotel Wijaya Kaliurang, Sleman, Yogyakarta yang dihadiri oleh Ibu Yuyun dan Ibu Rian.

            Para siswa tiba dilokasi sekitar pukul 15.00 WIB sedikit terlambat dari jadwal , akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Sleman. Panitia sempat mengubah beberapa susunan acara secara mendadak. Namun suasana dan kegiatan tetap terkoordinir dengan baik. Acara dibuka dengan ibadah yang diisi oleh dua orang mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yakni Kak Axel yang mengawalinya dengan kesaksian dan penyampaian firman oleh Kak Yudha dan ada kuis sebagai penghantar firman yang mengusung tema “Bersatu Melayani Dalam Kristus” berlandas ayat 2 Korintus 7:22 diharapkan dengan tema tersebut kedua organisasi semakin akrab.

            Hari pertama dilangsungkan acara regenerasi, walaupun memiliki tata pemilihan yang berbeda tidak menjadi kendala karena tetap dilaksanakan namun berbeda ruangan. Acara utama tersebut berjalan dengan lancer. Hasil keputusan Rokris diketuai oleh Radikus David Agusta dengan wakilnya Marlen Chrisabel. Dalam sistem ini Rokris menggunakan konsep adik kela dilibatkan sebagai wakil di setiap susunan kepengurusan begitupun dengan serkat.

            Mencapai acara malam suasana tetap baik dengan api ungun dan hiburan pensi dari pembagian kelompok yang turut memeriahkan acara tersebut. Terik mentari di hari kedua menyambut semangat peserta dengan gairah pagi kemudian dilanjutkan outbond yang tidak kalah serunya. Acara disusun dengan sangat ekspresif sebab tidak hanya sesi seru dan menyenangkan namun sesi motifatif seperti “secret letter” membuat acara tidak monoton. Kegiatan berakhir pukul 14.15 WIB.

 

PENYULUHAN WAWASAN KEBANGSAAN DAN BELA NEGARA DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN

Upacara pengibaran bendera hari Senin, 6 November 2017 di SMA Negeri 1 Prambanan kali ini berbeda dari biasanya. Inspektur upacara kali ini adalah bapak Sarjono dari Danramil Prambanan, Kodim 0732 Sleman. Beliau memberikan amanat dan penyuluhan tentang wawasan kebangsaan dan bela negara. Tujuan penyuluhan ini adalah membentuk sikap moral dan karakter peserta didik agar memiliki nasionalisme, kepekaan, kepedulian terhadap bangsa serta cinta tanah air. Dalam amanatnya beliau menyampaikan pengetahuan tentang rasa kebangsaan, paham kebangsaan, dan semangat kebangsaan. Setelah upacara, beliau juga menyampaikan penyuluhan kepada seluruh anggota OSIS di perpustakaan terkait wawasan kebangsaan, kedisiplinan berlalu lintas, bahaya narkoba dan kenakalan remaja serta dampaknya.

Wawasan kebangsaan merupakan cara pandang yang dilingkupi oleh rasa kebangsaan, paham kebangsaan, dan semangat kebangsaan dalam upaya mewujudkan cita-cita nasional. Substansi dari wawasan kebangsaan adalah kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa akibat kesamaan sejarah dan kepentingan masa depan dan perekat yang mempersatukan sekaligus memberi dasar kepada jati diri bangsa. Berangkat dari definisi wawasan kebangsaan, bapak Sarjono menyampaikan bahwa wawasan kebangsaan di era reformasi mengalami kemunduran dan kehilangan greget yaitu timbul paham golongan yang mengkristal, miskin nasionalisme, kehilangan daya rekat, terjadi konflik horizontal bernuansa SARA dan konflik vertikal di beberapa daerah. Mengalir dari berbagai persoalan itu, beliau berharap semua harus membangun kembali semangat kebangsaan, rela berkorban, kesadaran, persatuan dan kesatuan serta rasa cinta tanah air sehingga tumbuh kebersamaan dan tanggung jawab bersama dalam mengantisipasi setiap bentuk ancaman. Sebagai contoh apabila semua mengetahui adanya upaya pihak yang mengganggu keselamatan dan ketertiban masyarakat, maka diharapkan segera melapor kepada pihak berwenang. Hal ini membuktikan  adanya antisipasi dan sikap peduli.

Bapak Sarjono juga berharap supaya kita dapat bercermin dari pahlawan yang rela mengorbankan roh, jiwa, raganya demi keutuhan bangsa serta berpegang pada empat konsensus bangsa yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keempat konsensus ini merupakan pilihan final bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Dengan penyuluhan wawasan kebangsaan ini semoga pelajar SMA Negeri 1 Prambanan mempunyai pemahaman wawasan kebangsaan yang meningkat sehingga menjadi pelajar yang berpancasila, sehat jasmani rohani, memiliki nasionalisme serta cinta tanah air yang tinggi, memahami dan menerapkan pancasila serta UUD 1945 dalam kehidupan.