Peresmian Sekolah Siaga Bencana di SMA Negeri 1 Prambanan

Prambanan– Senin, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD DIY) meresmikan SMA Negeri 1 Prambanan Sleman dan SMA Muhammadiyah Kalasan sebagai Sekolah Siaga Bencana (SSB) yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Prambanan. Hadir dalam acara launching SSB yaitu wakil Bupati Sleman, Wakil Gubernur, Kepala Pelaksana BPBD DIY dan Sleman, Kepala Dinas Dikpora DIY, Kepala BPBD DIY,  Kapolsek dan Danramil Prambanan, Camat Prambanan, Kabag Protokol Setda DIY dan Sleman, Kepala Kemenag Prambanan, Kepala dan tim Puskesmas, Ketua PMI, Kepala UPT Prambanan, Karsi Kesiapsiagaan BPBD Sleman, Kepala SMA Muhamadiyah Kalasan, Kepala Desa dan Dukuh Madurejo, seluruh warga SMA N 1 Prambanan serta tamu undangan (22/10/2018).

Acara peresmian Sekolah Siaga Bencana (SSB) diawali dengan simulasi penanggulangan gempa bumi. Simulasi gladi lapang diawali dengan terjadi gempa mikro beberapa kali berkekuatan 2,2 sampai 3,2 skala Richter dengan pusat di sekitar sesar Opak, sehingga dilakukan koordinasi dan penyebaran informasi yang tepat. Selanjutnya disusul gempa dengan kekuatan 6,9 skala Richter disertai tindakan bunyi bel 5 kali sehingga seluruh warga sekolah yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar harus tanggap, tangkas, dan tangguh dalam menghadapi bencana. Dalam acara simulasi beberapa siswa terlihat panik dan guru yang berada di kelas berusaha menenangkan siswa-siswi serta memberi arahan untuk berlindung di bawah meja. Gempa belum reda selanjutnya berusaha keluar kelas dengan posisi tas di atas kepala untuk melindungi diri serta menuju titik kumpul. Terlihat semua warga sekolah berada dititik kumpul sesuai peta titik kumpul evakuasi, dan nampak seluruh tim siaga melaksanakan tugasnya. Tim evakuasi mengevakuasi korban dibantu tim kesehatan. Tim kesehatan melakukan penanganan 13 korban diantaranya korban memar, patah tulang, shock, lecet-lecet dan ibu hamil. Dengan melibatkan warga sekolah, PMI, BPBD, puskesmas, TNI/Kepolisian, dan relawan korban simulasi gempa bumi dapat ditangani dan diselamatkan. Selain melaksakan simulasi penanggulangan bencana gempa bumi, SMA N 1 Prambanan juga telah memiliki tim penanggulangan bencana yang mendapat sosialisasi kebencanaan sehingga acara simulasi gempa bumi dapat berjalan lancar sesuai visi misi yang dicanangkan.

Kepala Pelaksana BPBD, Biwara Yuswantana M.Si menyampaikan pembentukan SSB merupakan salah satu langkah penanggulangan secara sistematik dengan tujuan menyiapkan kesiapsiagaan warga sekolah dalam menghadapi potensi ancaman. Hal ini sesuai dengan amanat UU 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yang mendorong penanggulangan bencana berbasis pada paradigma pengurangan resiko bencana.  Adapun tujuan SSB adalah membangun budaya siaga dan budaya aman disekolah dengan mengembangkan jejaring bersama para pemangku kepentingan di bidang penanganan bencana; meningkatkan kapasitas institusi sekolah dan individu dalam mewujudkan tempat belajar yang lebih aman bagi siswa, guru, anggota komunitas sekolah serta komunitas di sekeliling sekolah; menyebarluaskan dan mengembangkan pengetahuan kebencanaan melalui jalur pendidikan sekolah.

Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun menyampaikan bahwa Sekolah Siaga Bencana (SSB) dicanangkan secara nasional oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana terkait tingginya frekuensi bencana dan banyaknya potensi bencana di Indonesia yang memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis sehingga memungkinkan terjadinya bencana, yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Maka melalui gladi penanggulangan bencana, beliau berharap semua dapat berperan untuk mengurangi risiko akibat bencana, sehingga tidak ada tumpang tindih atau saling lempar tanggung jawab saat terjadi bencana. Beliau juga menyampaikan bahwa semua harus bisa tanggap, tangkas, dan tangguh terhadap semua bencana. Ibu Sri Muslimatun menambahkan dengan diresmikannya dua sekolah saat ini, Kabupaten Sleman memiliki 58 SSB dari jenjang SD sampai SMA, sedangkan Desa Tangguh Bencana sebanyak 45 desa.

Wakil Gubernur juga menambahkan bahwa pengurangan resiko bencana harus didukung dengan kepedulian dan kerja sama lembaga pendidikan. “Momentum ini merupakan keterampilan kesiapsiagaan menanggapi bencana”, tambahnya.

Iringan karawitan VIGARA menghantarkan prosesi pengukuhan Tim Siaga Bencana yang dilanjutkan pemasangan rompi, penyerahan SK dan bantuan tas siaga bencana.  Selanjutnya penandatanganan prasasti yang  diikuti pembentangan kaos SSB oleh seluruh guru, karyawan, peserta didik dan tamu undangan. Hal ini menandakan bahwa SMA Negeri 1 Prambanan Sleman dan SMA Muhammadiyah Kalasan resmi sebagai Sekolah Siaga Bencana (SSB). Di akhir acara Ketua PMI DIY menyerahkan bantuan tenda dan emergency kepada dua Sekolah Siaga Bencana.

Keluarga besar SMA Negeri 1 Prambanan Sleman menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam acara peresmian Sekolah Siaga Bencana ini, semoga semua dapat menjadi manusia yang tanggap, tangkas, dan tangguh terhadap ancaman bencana sehingga mengurangi risiko akibat bencana.

Salam SSB!

Tanggap, Tangkas, Tangguh!

 

Avatar

Written by 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *